Blog

Melindungi Keanekaragaman Hayati di Indonesia melalui Bertanam Pepohonan di Lahan Pertanian

Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi di Pulau Kalimantan yang memiliki keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia, tetapi memiliki tingkat emisi gas rumah kaca tertinggi akibat deforestasi untuk lahan pertanian

Diversifikasi Jenis: Sebagai Salah Satu Upaya untuk Mengoptimalkan Lahan, Meningkatkan Pendapatan dan Menjaga Lingkungan

“Bertani secara organik sangat baik bagi ekonomi dan lingkungan, tetapi menuai banyak tantangan”, ungkap Pak Widi Wahyuno, seorang petani di Desa Pereng, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

Penganeka-ragaman Jenis: Strategi Usaha Tani pada Lahan Gambut dengan Tanpa Bakar

Kebakaran lahan gambut pada musim kemarau 2015 mencapai lebih dari 600.000 hektar, menurut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penganggulangan Bencana Nasional. Kalimantan mengalami kebakaran paling luas yaitu sekitar 319.386 hektar, diikuti Sumatra seluas 267.974 hektar dan Papua 31.214 hektar.

Bagaimana Restorasi Gambut Dapat Menjamin Kelangsungan Hidup Masyarakat? Cerita dari Sumatra Selatan

Selama pertengahan tahun 1990-an sampai tahun 2018, lahan gambut menjadi pusat perhatian berbagai pihak. Mulai dari aspek sosial, ekonomi, lingkungan, bahkan politik sekalipun, semua mata tertuju pada potensi lahan gambut dan kerusakannya.

Review Kebijakan: Agroforestri sebagai Cita-Cita Penyelesaian Konflik Agraria, Sumberdaya Alam dan Lahan di Indonesia

Konflik sumberdaya alam (SDA) dan agraria terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologis (HuMa) encatat 232 kasus konflik sumber daya lahan di 22 provinsi di Indonesia pada tahun 2012.

Bisakah Komoditas Berbasis Pohon Menjadi Pilihan Bagi Petani Buol?

Oleh: Sidiq Pambudi, Betha Lusiana, Subekti Rahayu Selain sebagai penunjang kebutuhan ekonomi dan sosial budaya, pepohonan di lahan budi daya juga memberikan manfaat berupa jasa lingkungan seperti menahan laju air dan erosi, menjaga kualitas tanah, serta mengatur kondisi iklim mikro. Bahkan, beraneka jenis pepohonan mampu mengalihkan konsentrasi serangan hama[…]

Agroforestri Pekarangan: Kemandirian, Ketahanan dan diversifikasi Pangan

Oleh: Subekti Rahayu Opini pada Harian Kompas 1 Maret 2018 tentang mendesaknya kedaulatan pangan dan menekankan pada diversifikasi pangan perlu menjadi perhatian. Selanjutnya, Harian Kompas 2 Maret 2018 masih membahas mengenai contoh-contoh bentuk kemandirian pangan yang sinergi dengan alam. Masyarakat perdesaan di Indonesia sebenarnya telah menerapkan diversifikasi pangan sejak[…]

Mengenal Dr Ujjwal P. Pradhan

Tiga belas tahun bekerja di Ford Foundation bukanlah waktu yang pendek bagi Dr. Ujjwal P. Pradhan, pria berkebangsaan Nepal yang akrab disapa Pak Ujjwal. Berbagai pengalaman telah ia peroleh selama bekerja sebagai Program Officer bidang Pengembangan dan Kebijakan Semberdaya Air di New Delhi (6 tahun) dan sebagai Program Officer[…]

Memetakan Konflik dengan RaTA

Tahun 2003, melalui Departemen Kehutanan, pemerintah menetapkan kawasan Gunung Halimun-Salakseluas 113.357 hektar yang terletak di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Banten sebagai kawasan TamanNasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS). Penetapan ini didasarkan pada zonasi yang dilakukanpemerintah Belanda pada masa kolonial serta pemerintah Indonesia antara tahun 60an dan 80an.Penetapan sebuah kawasan sebagai[…]

Pendekatan Bottom-up dalam Menghitung Biaya untuk Menurunkan Emisi Karbon (Abatement cost) dari Deforestasi dan Degradasi

Bagaimana mengukur emisi karbon yang ditimbulkan oleh konversi atau perubahan penggunaan lahan? Berapa jumlah karbon yang dilepaskan ke atmosfir bila hutan di Jambi diubah menjadi perkebunan sawit atau karet? Bagaimana bila lahan gambut Kalimantan dikeringkan menjadi sawah? Apakah konversi hutan memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan insentif yang[…]

Pencarian

Kategori