Oleh: Subekti Rahayu Opini pada Harian Kompas 1 Maret 2018 tentang mendesaknya kedaulatan pangan dan menekankan pada diversifikasi pangan perlu menjadi perhatian. Selanjutnya, Harian Kompas 2 Maret 2018 masih membahas mengenai contoh-contoh bentuk kemandirian pangan yang sinergi dengan alam. Masyarakat perdesaan di Indonesia sebenarnya telah menerapkan diversifikasi pangan sejak[…]
Tiga belas tahun bekerja di Ford Foundation bukanlah waktu yang pendek bagi Dr. Ujjwal P. Pradhan, pria berkebangsaan Nepal yang akrab disapa Pak Ujjwal. Berbagai pengalaman telah ia peroleh selama bekerja sebagai Program Officer bidang Pengembangan dan Kebijakan Semberdaya Air di New Delhi (6 tahun) dan sebagai Program Officer[…]
Tahun 2003, melalui Departemen Kehutanan, pemerintah menetapkan kawasan Gunung Halimun-Salakseluas 113.357 hektar yang terletak di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Banten sebagai kawasan TamanNasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS). Penetapan ini didasarkan pada zonasi yang dilakukanpemerintah Belanda pada masa kolonial serta pemerintah Indonesia antara tahun 60an dan 80an.Penetapan sebuah kawasan sebagai[…]
Bagaimana mengukur emisi karbon yang ditimbulkan oleh konversi atau perubahan penggunaan lahan? Berapa jumlah karbon yang dilepaskan ke atmosfir bila hutan di Jambi diubah menjadi perkebunan sawit atau karet? Bagaimana bila lahan gambut Kalimantan dikeringkan menjadi sawah? Apakah konversi hutan memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan insentif yang[…]
Produksi karet rakyat di Kabupaten Bungo masih di bawah 600 kg/ha/tahun. Sebagai komoditas unggulan, ini tergolong rendah,” ungkap Ratna Akiefnawati, peneliti World Agroforestry Centre (ICRAF) yang berkantor di Jl. Tembesu 21, Muara Bungo, Jambi.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.30. Beberapa staf tampak sibuk menyiapkan Ruang Rapat Utama Blok 1 Lantai 4 Gedung Manggala Wanabakti yang menjadi tempat pelaksanaan Forum Reboan. Hari ini, 3 September 2008, Reboan menghadirkan dua pembicara dari World Agroforestry Centre (ICRAF), Dr Meine van Noordwijk dan Dr Jess Fernandez.
“Bila nilai ekonomi naik sekitar 10% maka terjadi penurunan nilai ekologis sebanyak 20%. Artinya, ekonomi yang membaik ternyata diikuti kerusakan ekologis,” ucap Muhdarsyah mengakhiri presentasi kelompoknya tentang strategi pengembangan wilayah Arongan Lambalek, Aceh Barat. Beserta 14 orang rekannya dari berbagai instansi pemerintah Kabupaten Aceh Barat seperti Bappeda, Dinas Kehutanan[…]
Data yang dikumpulkan dalam survei rumah tangga terhadap petani jati Gunungkidul pada bulan Juni-September 2007 menunjukkan bahwa 80% petani menanam jati sejak lebih dari 10 tahun yang lalu. Tujuan petani menanam jati terutama adalah sebagai tabungan/warisan keluarga (39% responden), sumber uang tunai yang cepat pada kondisi darurat (21%) dan[…]
“Pagi ini kita sudah harus sepakat tentang kriterianya. Kalau tidak, akan mengalami kesulitan di lapangan,” tegas Gerhard di hadapan tim peneliti, pagi tanggal 8 September 2008 lalu. Hari pertama kedatangan tim peneliti di Gunung Kidul diisi dengan diskusi kriteria pemilihan lahan untuk dijadikan demoplot penelitian pengaruh intensitas pemangkasan dan[…]
“Karena suplai kayu jati dari perkebunan besar atau hutan pemerintah tidak lagi sebanyak dulu, industri mebel mulai mencari tambahan suplai jati dari hutan rakyat,” papar Philip Manalu dari Center for International Forestry Research (CIFOR). “Fenomena seperti ini merupakan kesempatan emas karena dapat membuka peluang bagi petani jati untuk meningkatkan[…]